Kamis, 24 Mei 2012

Antara Mitos Tahun Naga Air 2012

Usai sudah musim kompetisi di Liga Elite Eropa (English Premier League, Spanish La Liga, Italian Seri-A, French Ligue 1 s/d German Bundesliga). Begitupula dengan pentas antar klub Eropa di Liga Champions.
Trophy juga sudah diserahkan pada masing-masing klub Juara.


Dimulai dengan kompetisi paling mahal di dunia English Premier League, dominasi Manchester United telah diruntuhkan oleh Manchester City dan menjadikan kota Manchester menjadi Biru.



Di Spanyol, dominasi tiki-taka Barcelona yang tiga musim terakhir terus merajai Spanish La Liga juga ditundukkan oleh superiornya Real Madrid musim ini. Dengan mencetak rekor 100 poin dalam satu musim oleh skuad Jose Mourinho menjadikan poin tertinggi yang dapat diraih sebuah klub dalam satu musim.


Italian Seri-A juga seolah tak mau kalah dalam menorehkan rekor klub tak terkalahkan dalam satu musim yang dicapai Juventus sehingga mengantarkan anak asuh pelatih muda Antonio Conte sebagai Capolista di Seri-A sampai akhir musim mampu menggeser dominasi dua klub Milan (International & AC Milan).


Lalu di Perancis, munculnya kuda hitam Montpellier sebagai juara French Ligue 1 telah meruntuhkan kekuatan finansial Paris Saint German (PSG) musim ini, juga merontokkan dominasi Olympique Lyonnais, Bordeaux & Marseille.


German Bundesliga musim ini juga menorehkan prestasi gemilang bagi anak-anak muda Dortmund asuhan Jurgen Klopp untuk tetap memimpin diatas Bayern Munchen.


Terakhir ditutup oleh prestasi The Blues Chelsea dalam mengalahkan Bayern Munchen di kandang sendiri dalam Final Liga Champions 2012. Serta mencatatkan sejarah pertama kali menjadi Juara di pentas tertinggi antar klub Eropa di Liga Champions.

Dari semua klub juara di tahun 2012 tersebut diatas, memiliki kesamaan dengan tidak ada warna merah sedikitpun dalam jersey utama (seragam) klub musim 2012. Menarik bukan?????
Percaya atau tidak, namun dominasi klub kompetitor dari masing-masing juara tersebut memiliki jersey yang bercorak warna merah. Seperti Manchester United, Barcelona, AC Milan, PSG, Bayern Munchen.
Apakah berlaku bahwa mitos tahun Naga Air 2012 telah merontokkan dominasi klub ber-jersey merah...???

Kita simak kelanjutannya di Kejuaraan Eropa EURO 2012.


Senin, 21 Mei 2012

Indahnya Sepakbola jika Fairplay dan Respect

Baru saja Roberto Di Mateo sukses sebagai membawa Chelsea mempersembahkan dua gelar FA Cup & UEFA Champions Trophy bergengsi pada sang pemilik Roman Abramovich. 
Sekaligus menorehkan catatan sejarah Chelsea sebagai kampiun pertama kali di pentas tertinggi kejuaraan antar klub Eropa.
Ucapan selamat pada pelatih asal Italia tersebut langsung disampaikan oleh Jupp Heynckes yang notabene pelatih lawan (Bayern Munchen). Hal itu merupakan satu contoh bentuk FAIRPLAY & RESPECT terhadap lawan. Belum lagi Heynckes juga menyarankan agar pemilik Chelsea memberikan kontrak permanen selama 3 tahun pada Di Matteo yang notabene hanya seorang Careteker.




Lihat pula aksi kedua bintang Chelsea Didier Drogba dan bintang Bayern Munchen Frank Ribery saat selesai pertandingan Final Champions tersebut. Walaupun saat jalannya pertandingan mereka bertarung seru. Ketika momen perpanjangan waktu Drogba mengganjal Ribery di kotak penalti yang berbuah hukuman penalti dan kartu kuning buat Drogba yang pada akhirnya mengakibatkan Ribery harus cedera dan menjalani perawatan medis sehingga harus diganti pemain lain. Namun karena RESPECT & FAIRPLAY yang sudah mengalir di hati kedua pemain itu, maka setelah pertandingan mereka masih saling berpelukan dan melupakan ego masing-masing.


Jika mengingat hal tersebut, sungguh indah nilai-nilai luhur dalam sepakbola. Bukan hanya kalah, menang ataupun seri sebagai hasil dari sebuah pertandingan. Namun saling memuji & kerendahan hati yang ditunjukkan aktor-aktor di dalam sepakbola mancanegara.


Satu lagi contoh FAIRPLAY & RESPECT di sepakbola mancanegara. Baru saja Presiden Inter Massimo Moratti memberikan ucapan selamat pada Mancini & Mourinho atas keberhasilan masing-masing dalam mengantarkan klubnya menjuarai Liga Inggris & Spanyol. 
Padahal, saat ini prestasi Inter sedang terpuruk & tidak meraih satu trophy-pun. 
Masih segar dalam ingatan ketika Mancini dipecat Morrati atas komentar miringnya pada Maret 2008 saat tersingkir di ajang Liga Champions, kemudian menunjuk Mourinho untuk menggantikan Mancini melatih Inter. Namun Moratti-pun memberi apresiasi ketika kedua pelatih yang pernah sukses di Inter Milan itu sukses bersama klub lain.


Masih banyak lagi contoh mulia dari FAIRPLAY & RESPECT dalam sepakbola Eropa. 
Semoga virus positif seperti ini dapat segera tertular ke Indonesia sehingga mengobati perpecahan di PSSI & suporter Indonesia.


Sungguh indah bila melihat seluruh komponen sepakbola di Indonesia (pemain, pelatih, suporter, pengurus PSSI, dll) bisa bersatu menikmati permainan sepakbola, apapun hasilnya. Menang, kalah & seri itulah hasil dari permainan sepakbola dan akan sangat sempurna bila diwarnai dengan RESPECT & FAIRPLAY.